SEPUTAR JAKARTA
Belum lengkap rasanya saat sedang
berada di Jakarta tanpa singgah ke MONAS
atau Monument Nasional. Sebagai
peninggalan sejarah Monas dibangun untuk mengenang perlawanan dan perjuangan
rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan Kolonial Belanda.
Tingginya mencapai 132 meter dengan
lidah api yang terbuat dari emas
dipuncaknya. Monas mulai dibuka untuk umum sejak12 juli 1975. Letaknya
yang berada dijantung kota Jakarta membuat ibukota Jakarta semakin menawan. Selain
itu Monas juga menjadi satu-satunya taman kota terbesar di Jakarta. Jika ingin
melihat pemandangan seluruh kota Jakarta anda bisa melihatnya dari pelataran
puncak tugu. Disana juga tersedia teropong untuk memudahkan kita melihat kota
Jakarta lebih dekat. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di Monas selain
naik kepuncak tugu Monas adalah mengunjungi ruang diorama yang terletak
dibagian bawah tugu Monas. Kemudian kita dapat berphoto diantara relief timbul
yang mengelilingi halaman luar tugu monas. Relief-relief timbul ini
menggambarkan kejayaan nusantara dimasa lampau. Pohon-pohon yang rimbun diarea
taman Monas dapat dijadikan tempat untuk bermain dengan keluarga atau sekedar
bersantai melepas penat. Meskipun tak jarang juga kita akan melihat orang-orang
melakukan olahraga disekitar taman. Area taman ini bebas dimasuki siapapun
artinya tidak dipungut bayaran kecuali anda ingin masuk kedalam tugu Monas. Tugu
Monas wajib dikunjungi karena tak kalah uniknya dengan menara pisa di Italy
atau menara Eifel di Paris.
Tak jauh dari Monas, kita bisa
mampir ke Museum Gajah disini terdapat koleksi benda-benda prasejarah. Bagi
anda yang menyukai sejarah pastikan anda datang kemuseum Gajah. Museum ini
menyimpan keramik, perhiasan , peralatan upacara dan lain-lain peninggalan
sejarah dan hasil budaya dari suku-suku bangsa di Indonesia yang usianya sangat tua sekali.
Mengenal Jakarta tidak cukup
hanya dengan Monas atau Museum gajah saja. Jangan lupa untuk datang ke Kota
Tua. Selain memiliki nilai sejarah karena bangunan-bangunan di kota tua masih
kental dengan gaya kolonial, tempat ini juga menjadi tongkrongan kaum muda yang
popular saat ini. Tak ada salahnya mampir kedalam Museum Fatahillah ataupun
Museum Seni Rupa dan Keramik yang
letaknya hanya berseberangan saja. Seperti museum museum lainnya didalam
kedua museum tersebut juga terdapat peninggalan-peninggalan sejarah yang tak
kalah banyak dan bagus dengan museum lainnya. Jangan kaget bila kita melihat
aktivitas orang-orang yang sedang mengambil gambar dengan macam-macam model
kamera mereka diantara gedung-gedung kuno di Kota Tua. Wajar saja, setiap sudut
yang disuguhkan ditempat ini memang pantas untuk dijadikan objek photo. Bersepeda
mengelilingi keindahan Kota Tua dapat dijadikan pilihan bagi yang ingin
berkenalan dengan Kota tua lebih akrab lagi.
Kira-kira sepuluh menit dari Kota
Tua, terdapatt sebuah pelabuhan tua (Old port)
yang disebut pelabuhan Sunda Kelapa. Pelabuhan ini dulunya adalah
pelabuhan terpenting di Jawa Barat yang kemudian direbut dan dikuasai oleh
pemerintahan Belanda selama tiga ratus tahun lebih. Sunda Kelapa menjadi tempat
berlabuhnya kapal-kapal asing yang membawa barang dagangan dari berbagai
penjuru dunia. Tempat ini tetap enak dipandang mata meskipun Sunda Kelapa tidak
sesibuk dulu seperti pada masa-masa kejayaannya. Beberapa kapal masih terlihat
berlabuh dan kuli-kuli pelabuhan sibuk mengangkut barang-barang logistik kedalam
kapal. Anda akan terenyuh saat penduduk lokal memberi senyum kepada anda
sementara terik matahari sedang menyengat kulit mereka.
Jika memiliki waktu yang cukup,
ada baiknya mengunjungi pulau Tidung yang terletak disalah satu kepulauan
seribu provinsi DKI Jakarta. Untuk dapat sampai kepulau ini dibutuhkan waktu
dua jam menggunakan kapal tradisional. Ada dua pelabuhan yang menyediakan rute
kepulau Tidung diantaranya adalah pelabuhan Marina Ancol dan pelabuhan Muara
Angke. Sebenarnya ada beberapa tempat wisata dikepulauan seribu. Seperti pulau
Bidadari, pulau Putri dan pulau Sepa. Kenapa pulau Tidung? Karena pulau ini tak
kalah menariknya dengan pulau-pulau yang sudah disebut diatas dan pulau ini
termasuk pulau yang bersejarah. Pulau ini memang tidak memiliki resort, hotel
ataupun cottage. Karena pengunjung hanya dapat menyewa penginapan sederhana
yang penduduk setempat menyebutnya “home stay”. Bagi para traveler dengan low
cost pulau Tidung adalah tujuan yang tepat dan wajib dikunjungi. Suasana pulau
yang tenang dapat membuat jiwa kita kembali segar saat kita meninggalkan pulau
ini. Penduduk setempat juga menyewakan alat untuk snorkeling dan diving.
Biasanya mereka menawarkan paket untuk aktivitas ini. Anda akan dibawa
kebeberapa pulau sekitar untuk snorkeling dan diving. Acara bersepeda disore
hari juga sangat mengasikkan. Atau anda juga bisa melakukan jalan-jalan kecil melalui
jembatan cinta kepulau Tidung Kecil. Biasanya dipulau inilah pengunjung
menikmati sunset sambil menunggu malam untuk acara barbeque. Sebelum pulang,
tak ada salahnya untuk mampir disebuah toko souvenir yang menjual pernak-pernik
dari kerang laut. Siapa tahu anda tertarik untuk membelikan beberapa tanda mata
sebagai kenang-kenangan.
Salah satu kesenian khas Jakarta
(kebudayaan Betawi) adalah ondel-ondel. Biasanya saya
melihat pertunjukan ondel-ondel setiap malam minggu diseputar Kemayoran
Jakarta. Arak-arakan ondel-ondel ini akan berkeliling kampung dan mendapatkan
saweran (uang ) dari warga setempat. Jangan lupa mencoba kerak telor bila anda
sedang berkunjung di Jakarta. Selain unik kerak telor adalah makan khas suku
Betawi yang tinggal di Jakarta. Sebagai pusat ibukota, kita bisa membeli apa
saja disini. Sulit memang untuk membeli oleh-oleh atau barang khas dari kota
Jakarta karena semuanya tersedia dikota ini. namun anda bisa datang ke Tanah
Abang. Tanah Abang terkenal sebagai pusat grosir pakaian jadi buatan Indonesia
yang juga menjadi pusat komoditas export. Dengan harga murah dan kualitas yang
lumayan baik anda bisa memborong pakaian disini sebagai oleh-oleh saat
meninggalakan kota ini. begitu banyaknya kesan terhadap kota Jakarta pasti akan
membuat anda rindu untuk kembali lagi. Tak salah jika syair lagu mengatakan
“siapa suruh datang Jakarta? Sendiri suka, sendiri rasa…” karena harus diakui kota
Jakarta selalu menarik perhatian setiap orang untuk mengunjunginya.